Saumlaki, Kapatanews.com – Aram Besitimur, Kepala Kebun Ngolin Tutul, dengan tegas mengancam akan memutus tali jangkar dan mengusir para nelayan ilegal (pendatang) yang nekat berlabuh di wilayah laut Petuanan Lima Satu, Seira.
Ia menyatakan bahwa masyarakat adat dan petani budidaya rumput laut menolak kehadiran nelayan luar yang kerap merusak lahan tanam mereka.
Pernyataan itu disampaikan Aram melalui telepon WhatsApp pada Minggu (15/6). Ia menegaskan bahwa wilayah laut tersebut adalah kawasan adat yang dijaga turun-temurun, dan bukan wilayah bebas yang bisa dimasuki tanpa izin.
“Jika ada yang berani berlabuh di Ngolin, kami putus tali jangkar dan angkat kaki dari Laut Seira,” tegasnya.
Menurut Aram, aktivitas nelayan andon bukan hanya melanggar batas wilayah adat, tetapi juga merugikan ekonomi masyarakat lokal. Banyak rumpun rumput laut yang rusak akibat kapal asing yang masuk dan bersandar tanpa izin. Hal ini berdampak langsung pada hasil panen petani.
“Rumput laut ini bukan main-main. Hasilnya kami pakai untuk biaya kuliah anak-anak kami dan kebutuhan rumah tangga,” ujar Aram.
Ia menyebutkan bahwa sebagian besar keluarga di Seira menggantungkan hidup dari usaha budidaya laut tersebut, terutama untuk membiayai pendidikan anak mereka di kota.
Penolakan terhadap nelayan luar ini telah menjadi sikap bersama masyarakat Pulau Ngolin. Aram mengaku telah berkoordinasi dengan tokoh adat dan pemuda setempat untuk melakukan patroli dan pengawasan wilayah laut secara swadaya. Mereka akan mengambil tindakan langsung jika kapal mencurigakan ditemukan berlabuh tanpa izin.
Aram juga berharap pemerintah daerah dan aparat penegak hukum segera turun tangan untuk memberikan perlindungan terhadap hak masyarakat adat di wilayah pesisir. Ia menilai selama ini perlindungan negara masih lemah terhadap wilayah-wilayah petuanan yang menjadi sumber utama ekonomi warga.
“Kami tidak mencari musuh. Tapi kalau negara diam, kami sendiri yang jaga tanah dan laut kami,” tutup Aram Besitimur. (KN-07)