Saumlaki, Kapatanews.com – Peran strategis perempuan dalam membangun kesejahteraan bersama diangkat sebagai fokus utama dalam Konferensi Cabang Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hati Kudus Olilit Barat untuk masa bakti 2025–2028.
Acara ini berlangsung dengan khidmat di Gedung Natar Kaumpu Olilit Barat, Minggu (6/4), dihadiri oleh Pemda Kepulauan Tanimbar dan berbagai unsur seperti pemimpin organisasi, rohaniwan, serta para anggota dari berbagai ranting di wilayah Kepulauan Tanimbar.
Mengusung tema “Peran Perempuan Mewujudkan Kesejahteraan Bersama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia”, konferensi ini menjadi momen penting untuk memperkuat komitmen dan sinergi antaranggota dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi yang semakin kompleks, terutama di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Solidaritas dan Kebersamaan, Kunci Kemajuan Organisasi
Paulina Wokanubun, Anggota Presidium 1 Wanita Katolik RI DPD Maluku–Maluku Utara, dalam sambutannya menekankan pentingnya persatuan dalam berorganisasi dan peran strategis perempuan dalam kemajuan daerah. Ia menggarisbawahi bahwa solidaritas di antara sesama anggota adalah kunci utama dalam mendorong keberlanjutan organisasi ke depan.
“Dalam kehidupan berorganisasi, kita tidak bisa berjalan sendiri. Kita harus bersatu, saling menggandeng tangan dan bahu-membahu memajukan organisasi ini,” ujarnya di hadapan para peserta konferensi.
Ia menambahkan bahwa kemajuan teknologi yang terus berkembang, khususnya di Kepulauan Tanimbar, mesti diimbangi dengan upaya konkrit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peran aktif perempuan.
“Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang khususnya di Kepulauan Tanimbar harus diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Di sinilah perempuan memiliki peran besar dalam membentuk nilai-nilai kemanusiaan yang berdampak langsung bagi kesejahteraan bersama,” ungkapnya.
Lebih jauh, Wokanubun juga menyoroti peran WKRI sebagai pilar gereja yang tidak hanya aktif dalam kehidupan iman, tetapi juga dalam membentuk pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki landasan spiritual yang kuat.
“Sebagai pilar gereja, kita bertanggung jawab untuk menyiapkan generasi penerus yang memiliki iman yang kokoh serta komitmen terhadap pelayanan dan kemanusiaan,” tegasnya.
Perempuan dan Peran Kebangsaan
Konferensi ini tidak hanya menjadi ajang konsolidasi internal organisasi, tetapi juga panggung refleksi atas peran perempuan dalam kehidupan berbangsa. Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterlibatan perempuan dipandang sebagai hal yang sangat penting dalam menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan berkelanjutan.
“Perempuan bukan hanya pendamping, tetapi penggerak utama dalam berbagai sektor kehidupan. Kita harus terus menguatkan peran ini agar mampu membawa perubahan positif di tengah masyarakat,” tegas Wokanubun dalam pesannya.
Gereja Apresiasi Peran Ibu-ibu WKRI
Sementara itu, RD. Nono Sukrisno, dalam sambutannya, memberikan apresiasi terhadap kiprah perempuan, khususnya para ibu yang tergabung dalam organisasi ini. Ia menyebutkan bahwa WKRI merupakan wadah yang tidak hanya menyatukan perempuan Katolik dalam semangat kebersamaan, tetapi juga menciptakan peluang nyata untuk pemberdayaan ekonomi keluarga.
“Organisasi yang didominasi oleh ibu-ibu ini telah menunjukkan kreativitas luar biasa dalam menciptakan berbagai peluang kerja sama yang mendukung ekonomi keluarga dan komunitas. Melalui keterampilan, kepedulian sosial, dan iman yang hidup, para perempuan ini mampu menjadi kekuatan penggerak dalam membangun persekutuan yang kokoh dan berdaya,” ungkapnya.
Kerja Keras Panitia Jadi Kunci Sukses Konfercab ke-9
Kesuksesan penyelenggaraan Konfercab ke-9 DPC WKRI Hati Kudus Yesus Olilit Barat tak lepas dari dedikasi dan kerja keras panitia pelaksana yang dipimpin oleh Oliva Atdjas selaku Ketua Panitia dan Rosa Delima Yempormase sebagai Sekretaris. Sejak awal perencanaan hingga pelaksanaan, keduanya bersama seluruh anggota panitia menunjukkan semangat pelayanan dan koordinasi yang solid demi terciptanya acara yang tertib, bermakna, dan inspiratif.
Panitia tidak hanya memastikan kelancaran teknis acara, tetapi juga berhasil membangun suasana yang mendukung refleksi, diskusi, serta semangat kebersamaan di antara para peserta. Komitmen mereka menjadi contoh nyata bahwa pelayanan yang tulus mampu menghasilkan karya yang berdampak besar bagi organisasi dan masyarakat.
Atas keberhasilan ini, para peserta dan tamu undangan memberikan apresiasi tinggi, seraya berharap semangat yang sama terus hidup dalam setiap kegiatan organisasi ke depan.
Terpilihnya Kepemimpinan Baru Generasi Perempuan Siap Melayani
Dalam suasana konferensi yang penuh semangat dan kekeluargaan, proses pemilihan kepengurusan baru pun berjalan lancar. Berdasarkan hasil pemilihan, Oliva Atdjas terpilih sebagai Ketua DPC WKRI Hati Kudus Olilit Barat masa bakti 2025–2028. Ia akan didampingi oleh Aurelia Ratuanak sebagai Wakil Ketua.
Terpilihnya kedua figur ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh para peserta konferensi. Mereka dinilai sebagai pribadi yang memiliki komitmen pelayanan, semangat kolaborasi, serta visi yang kuat untuk membangun organisasi yang responsif terhadap kebutuhan umat dan masyarakat.
“Kami menerima tanggung jawab ini sebagai bentuk panggilan untuk melayani. Bersama seluruh anggota, kami akan terus bergerak untuk menjawab tantangan dan peluang yang ada,” ujar Oliva Atdjas usai terpilih.
Fokus Program Tiga Tahun ke Depan
Berbagai usulan program disampaikan dan dibahas secara aktif oleh peserta konferensi, mulai dari isu pemberdayaan ekonomi hingga pelatihan spiritual. Di antara program prioritas yang dirancang untuk tiga tahun ke depan adalah:
- Pelatihan keterampilan ekonomi kreatif seperti menjahit, memasak, dan kerajinan tangan berbasis lokal.
- Peningkatan literasi digital, agar anggota lebih melek teknologi dan bisa mengembangkan usaha kecil secara daring.
- Penguatan kaderisasi, dengan membina anggota muda agar aktif dalam gereja dan organisasi.
- Kolaborasi dengan mitra eksternal, baik dari pemerintah, LSM, maupun lembaga gereja untuk memperluas dampak sosial.
Simbol Persaudaraan dan Harapan Baru
Konferensi ini ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah, menandai semangat persaudaraan dan pelayanan yang semakin diperkuat di antara seluruh anggota WKRI DPC Hati Kudus Olilit Barat. Suasana penuh harapan menyelimuti ruangan, menyiratkan bahwa organisasi ini siap melangkah lebih jauh untuk melayani dengan kasih, membangun dengan iman, dan bertransformasi demi kemaslahatan bersama.
Melalui konferensi ini, WKRI tidak hanya memperbarui struktur kepemimpinannya, tetapi juga meneguhkan kembali panggilan dasarnya: menjadi cahaya bagi gereja, masyarakat, dan bangsa. (KN-07)