Place Your Ad
Place Your Ad
BeritaHumanioraPendidikan

Menanti Tragedi Genosida Orang Banda 1621 Masuk Dalam Materi Penyusunan Ulang Sejarah Nasional Indonesia.

×

Menanti Tragedi Genosida Orang Banda 1621 Masuk Dalam Materi Penyusunan Ulang Sejarah Nasional Indonesia.

Sebarkan artikel ini

Ambon,Kapatanews.com._ Pemerintah Republik Indonesia tengah menyusun ulang narasi sejarah nasional sebagai bagian dari proyek strategis menyambut 80 tahun kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2025.

Proyek ini dikoordinasikan oleh Prof Dr Susanto Zuhdi, M.Hum., Guru Besar Sejarah Universitas Indonesia, dan melibatkan lebih dari 100 sejarawan dari berbagai universitas.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa penulisan ulang sejarah ini ditargetkan rampung dan diluncurkan pada tahun yang sama dengan peringatan delapan dekade kemerdekaan.

 

Prof Susanto Zuhdi dikenal luas sebagai pakar sejarah maritim Indonesia. Ia meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia dan pernah menjabat sebagai Direktur Sejarah di Departemen Kebudayaan serta Staf Ahli Menteri Pertahanan.

 

Selama karier akademiknya, ia telah menulis berbagai karya penting seperti Nasionalisme, Laut, dan Sejarah (2014) serta Sejarah Buton Yang Terabaikan* (2018).

Atas dedikasinya, ia dianugerahi Penghargaan Dharma Pertahanan pada 2014.

Genosida Orang Banda 1621.

Genosida Banda adalah Kejahatan Kemanusiaan Jan Pieterszoon Coen dan persekutuan dagang VOC dengan membunuh sebagian penduduk asli Banda pada tahun 1621, mengusir sebagian, dan memperbudak sisanya.

Kita tidak akan pernah menemukan peristiwa “genosida Banda 1621” sebagai pembantaian yang pertama dan terbesar di Asia yang dilakukan VOC dalam catatan sejarah Indonesia. Buku pelajaran sekolah (SD, SMP dan SMA) tidak mencantumkan hal tersebut.

Kini, sisa penduduk asli Banda yang meloloskan diri sebagai keturunan Wandan sudah hidup selama 400 tahun di tanah air kepulauan Kei dan berhasil menata serta membangun kembali kehidupan dan kebudayaannya.

Hingga sekarang, penduduk Banda Ely masih melantunkan kisah-kisah tersebut dalam bentuk “Onotan Sarawandan”. Kisah tentang kehidupan para leluhur sebelum kehadiran VOC, pembantaian yang dipimpin oleh JP Coen tahun 1621, maupun pelayaran untuk menemukan tanah air baru dan pembentukan kehidupan baru di Tanah Kei. Mereka merawat sejarahnya sendiri tanpa pernah memohon masuk kurikulum pendidikan nasional.

Dengan upaya penyusunan ulang sejarah Indonesia pada era Presiden Prabowo ini, diharapkan sungguh agar tragedi genosida Banda tahun 1621 bisa masuk menjadi bagian dari sejarah Indonesia.

Sejarah Indonesia sebagai sebuah Bangsa dimulai dari Timur. ketika bangsa Eropa ramai-ramai mencari pusat rempah dunia. Yaitu kepulauan Maluku.

Pusat rempah ini selama berabad-abad ditutupi sebagai sebuah rahasia besar oleh pedagang Arab,Cina dan Persia.

Maka bila penulisan ulang sejarah Indonesia ini tak dimulai dari Timur, dengan kisah genosida Banda 1621 oleh VOC maka apalah artinya nilai kejujuran sebuah sejarah itu sendiri.

Budayawan Maluku Jop Lasamahu pernah berucap “Bila sejarah Banda terbuka maka Sejarah Indonesia harus ditulis ulang”.

Namun bila tak jua hendak dimasukan, biarlah ucapan sejarahwan Spanyol George Santayana menyertai bangsa ini selamanya.

—” Barang Siapa tidak mengenal sejarahnya, dia akan dikutuk untuk mengulanginya.”. (KN 03).

 

Ikuti Kami untuk Informasi menarik lainnya dari KAPATANEWS.COM Di CHANNEL TELEGRAM Dan CHANNEL WHATSAPP
Place Your Ad