Place Your Ad
Place Your Ad
Iklan
Berita

Tokoh Pemuda Ajak Desa Kilmasa dan Lumasebu Damai

×

Tokoh Pemuda Ajak Desa Kilmasa dan Lumasebu Damai

Sebarkan artikel ini

Saumlaki, Kapatanews.com – Seruan perdamaian disampaikan oleh pemuda Desa Kilmasa menyusul konflik antar desa yang melibatkan Desa Kilmasa dan Desa Lumasebu di Kecamatan Kormomolin Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Konflik yang terjadi beberapa waktu terakhir ini telah menyebabkan korban luka dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Adithia Imsula, salah satu pemuda Desa Kilmasa, secara terbuka meminta agar kepala desa dari kedua pihak, yakni Kepala Desa Kilmasa dan Kepala Desa Lumasebu, segera mengambil langkah konkret dalam menyelesaikan konflik yang berujung pada pertumpahan darah tersebut.

Scroll Keatas
Example 300x350
Scroll Kebawah

“Saya berharap agar kedua pemerintah desa, antara Lumasebu dan Kilmasa, bisa duduk bersama dengan tokoh adat, tokoh masyarakat, dan seluruh pemuda untuk menyelesaikan konflik yang terjadi,” ujar Adithia, Senin (8/4/2025).

Menurutnya, keterlibatan para pemuda sangat penting dalam proses rekonsiliasi karena generasi mudalah yang akan meneruskan kehidupan bermasyarakat di kedua desa. Ia juga menekankan pentingnya peran tokoh adat dan tokoh masyarakat dalam menjaga nilai-nilai budaya lokal yang mengedepankan musyawarah dan kekeluargaan dalam menyelesaikan persoalan.

Akar Konflik Masih Kabur

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pemerintah desa maupun pihak kepolisian mengenai pemicu utama dari konflik tersebut. Namun, sejumlah warga menduga bahwa permasalahan bermula dari sengketa batas wilayah dan lahan yang sudah berlangsung cukup lama dan belum terselesaikan secara tuntas.

Beberapa warga yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa insiden terbaru dipicu oleh kesalahpahaman antara sekelompok pemuda dari kedua desa, yang kemudian memunculkan aksi balasan dan konfrontasi.

“Kami sudah lama dengar isu soal tapal batas itu. Tapi yang terakhir ini lebih parah karena sampai ada yang luka berat,” ujar salah satu warga Kilmasa.

Pemerintah daerah Belum Ambil Tindakan Nyata

Meski situasi sempat memanas, hingga berita ini dipublish, belum ada tindakan nyata dari pemerintah daerah maupun aparat keamanan dalam menyelesaikan konflik ini agar tidak akan terjadi lagi. Sejumlah warga mengeluhkan lambannya respons pihak berwenang, baik dari kecamatan maupun kepolisian sektor setempat.

“Kalau dibiarkan berlarut, ini bisa jadi lebih besar. Harus ada mediasi dari pemerintah atau bahkan dari kabupaten,” katanya.

Ia berharap agar Bupati Kepulauan Tanimbar dan aparat kepolisian segera turun tangan untuk memfasilitasi dialog damai antara dua desa tersebut.

Peran Pemuda Diharapkan Jadi Jembatan Perdamaian

Seruan dari Adithia Imsula mewakili suara pemuda yang lelah dengan konflik berkepanjangan. Ia mengajak seluruh pemuda dari kedua desa untuk tidak terprovokasi dan memilih jalan dialog sebagai solusi utama.

“Kita ini satu pulau, satu darah. Tidak ada gunanya kita saling menyakiti. Sudah cukup yang terjadi kemarin menjadi pelajaran bagi kita semua,” kata Adithia.

Ia juga menyampaikan bahwa pemuda bisa menjadi agen perdamaian jika diberikan ruang dan kepercayaan untuk turut menyuarakan rekonsiliasi. Dalam beberapa hari ke depan, pihaknya berencana mengajak organisasi kepemudaan dan karang taruna dari dua desa untuk membuat pertemuan informal guna merintis jalan perdamaian.

Harapan akan Damai

Warga dari kedua desa berharap konflik yang terjadi tidak berlarut-larut dan segera ada penyelesaian secara damai. Banyak di antara mereka yang menggantungkan hidup dari pertanian, yang kini terganggu akibat situasi yang tidak kondusif.

“Kalau terus begini, kami takut ke kebun. Anak-anak juga takut ke sekolah. Semua jadi terganggu,” ujar seorang ibu rumah tangga di Kilmasa.

Diharapkan, seruan dari pemuda seperti Adithia bisa menjadi momentum awal bagi kedua desa untuk menurunkan ego sektoral dan kembali mengedepankan musyawarah demi kedamaian bersama.

Pihak Kepolisian Diminta Bertindak Tegas

Sementara itu, sejumlah warga juga mendesak agar aparat kepolisian melakukan penyelidikan atas insiden kekerasan yang terjadi serta mengusut siapa yang menjadi provokator dalam konflik ini.

“Siapa pun yang memulai, hukum harus ditegakkan agar jadi pelajaran. Tapi yang paling utama sekarang, bagaimana kita bisa duduk bersama,” pungkasnya. (KN-07)

Ikuti Kami untuk Informasi menarik lainnya dari KAPATANEWS.COM Di CHANNEL TELEGRAM Dan CHANNEL WHATSAPP
Place Your Ad