Place Your Ad
Place Your Ad
Iklan
Berita

Mengadu Ke DPRD Maluku, Tokoh Adat Nyatakan Tolak 20 Koperasi Di Areal Gunung Botak.

×

Mengadu Ke DPRD Maluku, Tokoh Adat Nyatakan Tolak 20 Koperasi Di Areal Gunung Botak.

Sebarkan artikel ini

Ambon,Kapatanews.com._Empat tokoh adat yang mewakili komunitas masyarakat adat Negeri Kayeli Kecamatan Teluk Kayeli Kabupaten Buru mendatangi Baileo Rakyat Maluku, Karang Panjang,Ambon.

Di Rumah Rakyat Maluku itu, mereka mengadukan persoalan krusial mengenai dibukanya 20 unit Koperasi di daerah Gunung Botak.

Scroll Keatas
Example 300x450
Scroll Kebawah

Keempat tokoh adat ini yang menjadi menjadi perwakilan itu yakni Ibrahim Wael, Anggos Wael, Ahmad Wael dan Mansur Wael.

Kehadiran para tokoh ini langsung diterima oleh anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku Anos Yermias di ruang Komisi, Selasa (22/04/24).

Dalam keterangannya kepada wartawan, Kader Partai Golkar ini menyebut kehadiran para tokoh adat ini untuk menegaskan bahwa Gunung Botak termasuk dalam hak ulayat keluarga Wael.

” Mereka juga sampaikan menolak terhadap hadirnya koperasi yang sementara dibentuk untuk pengelolaan emas di Gunung Botak.

Aspirasi yang disampaikan, akan ditindaklanjuti kepada pimpinan DPRD untuk dibahas selanjutnya bersama dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Maluku” Tegas Anos.

Tambahnya “Saya sudah terima aspirasi mereka, nanti kami teruskan kepada pimpinan untuk diagendakan dalam rapat komisi berikutnya dengan dinas ESDM Maluku,”.

Wakil Rakyat Maluku asal Maluku Barat Daya ini menjelaskan pula bahwa Gunung Botak sejauh ini belum memberikan manfaat untuk daerah Maluku.

” Selama ini hanya oknum tertentu yang mengambil keuntungan bukan untuk daerah,

Padahal, jika dikelola dengan baik, sudah pasti memberikan kesempatan bagi warga Maluku bekerja, dan tidak perlu ke Weda, Maluku Utara” ucapnya.

Tunggu Rapat Dengan Dinas ESDM, Donatur Tiongkok Dan Pemain Lama.

Ditambahkan pula oleh Anos “Kita punya tambang tapi orang-orang kita ke Maluku Utara kerja disana. Kita berharap Gunung Botak harus di perhatikan secara baik agar bisa membawa manfaat bagi daerah, tidak saja di Buru, tetapi Maluku secara keseluruhan,”

Saat disinggung soal perlunya Komisi turun langsung ke lokasi untuk menyaksikan aktivitas koperasi yang dibangun. Dia mengatakan tergantung hasil keputusan saat rapat berikutnya bersama dinas ESDM.

“Untuk kunjungan kesana, dilihat setelah rapat dengan Dinas ESDM. Kami sudah minta mereka tinggalkan nomor kontak dihubungi untuk agenda rapat berikutnya, ” katanya.

Sementara itu, Ibrahim Wael tokoh adat masyarakat Negeri Kayeli menjelaskan bahwa penyampaian aspirasi mereka, pertama menolak 20 koperasi yang dibangun orang luar di Gunung Botak.

“Jadi dong (Mereka) ini bergabung dengan pemain lama di Gunung Botak yang main mercuri. Bahkan donatur untuk koperasi ini ada dari Tiongkok atas nama ibu Halena, dan donatur lokal yakni Gusman dan Ucok dengan alasan sudah kantongi ijin dari pemda Provinsi Maluku,” katanya.

Masyarakat Kayeli menolak adanya 20 koperasi ini. Pengalaman mereka, donatur koperasi yang lebih meraup untung besar sementara warga lokal yang dipekerjakan sebagai karyawan pembayarannya tidak sesuai.

Koperasi seperti ini katanya sudah ada, tetapi fokusnya untuk mengelola limbah dan sedimen di Gunung botak. Ibrahim berharap aspirasi yang disampaikan bisa segera ditindaklanjuti secepatnya oleh Komisi II DPRD Maluku.

“Semoga apa yang kami sampaikan hari ini, bisa menjadi perhatian DPRD untuk selanjutnya dibicarakan saat rapat berikutnya bersama dinas ESDM,” Ucap Ibrahim. (KN03).

 

Ikuti Kami untuk Informasi menarik lainnya dari KAPATANEWS.COM Di CHANNEL TELEGRAM Dan CHANNEL WHATSAPP
Place Your Ad