Ambon,Kapatanews.com- Peristiwa Pesta Miras yang berujung pada insiden pemukulan dan penganiayan terhadap Febry Pattipeilohy yang diduga terjadi di kediaman Ketua DPRD Kota Ambon,telah usai dibantah oleh Ketua DPRD Kota Ambon, Morits Tamaela.
Dalam Konfrensi Pers, Senin (4/08/2025) , , “Tamaela mengakui dirinya memang berada di Ambon dan memberikan uang untuk membeli sopi sebanyak dua botol dan sempat meminumnya sekali dan setelah itu dirinya bergegas mandi tetapi siapa pelaku dan TKP terhadap pemukulan Febry dirnya sama sekali tidak tahu dan bukan terjadi di kediamannya”
“Dijelaskan lebih lanjut bahwa betapa berdosanya saya jika insiden pemukulan tersebut terjadi di Rumdisnya lalu saya tidak menegur ” tegas Tamaela
Publik berharap saat konfres tersebut bisa membuka kotak pandora yang selama ini membuat public bertanya-tanya ternyata semua itu belum sesuai dengan harapan.
Diketahui sebelum konfrensi pers dilaksanakan, public digelisahkan dengan Tiga pertanyaan mendasar yang harus terkonfirmasi oleh Tamaela :
1.Benarkah pesta miras tersebut dilakukan di kediaman Rumdis Ketua DPRD Ambon
2.Siapa pelaku pemukulan Febry alias Jimron
3.Benarkah TKP pemukulan itu terjadi pada kediaman Ketua DPRD Ambon
Pasca Pengakuan Tamaela dalam konfrensi Pers tersebut fakta terungkap bahwa memang benar ada acara minum-minum di kediamnya, tetapi fakta siapa pelaku dan dimana TKP ,dirinya memang tidak mengetahuinya,tegas Tamaela
Peran orang Dekat Ketua DPRD
Pasca Konfrensi Pers, Publik beralih perhatian kepada orang dekat sekaligus orang percaya Ketua DPRD Maluku, Stevi. Pasalnya satu jam sebelum Konfres, orang percaya Tamaela ini membuat satus WA dengan narasi yang sifatnya mengintimidasi korban.
Status WA Stevi ini mengindikasikan dirinya diduga mengetahui dan terlibat dalam insiden pemukulan korban,Febry Pattipeilohy. Diketahui Stevi memiliki peran penting dalam setiap aktifitas dan pekerjaan Tamaela.
Sebagai orang dekat Tamaela, Stevi merupakan jembatan kominikator dalam menyampaikan pesan dan titah kepada sesorang. Posisi Stevi, saat sebelum dan sesudah peristiwa memiliki peran sentral dalam menjalankan perintah Pimpinan dan mengawal korban.
1.Stevi terlihat ketika dirinya secara langsung datang memanggil korban di pagi hari Sabtu 26 Juli 2025 dirumahnya sebelum peristiwa terjadi di sore hari.
2.Pasca korban di pukul dan korban kembali ke rumah, orang dekat Tamaela ini kembali mendatangi dengan membesuk Korban dirumahnya dengan alasan dia baru tahu peristiwa yang terjadi karena ketiduran
3.Hari minggu tanggal 27 Juli, Stevi yang mengantar uang ke korban sebesar Rp.1.050.000 untuk pembayaran sopi dan biaya perawatan korban
4.Rabu tanggal 30 Juli,saat korban masuk kantor Stevi juga yang mengintimidasi korban dengan narasi-narasi yang menakuti korban.
5.Minggu 3 Agustus ,Stevi mendatangi rumah korban dengan memintan korban untuk ke rumah dinas ketua DPRD
6.Senin 4 Agustus,1 jam sebelum konfresi pers dilakukan, Stevi melakukan intimidasi psikis kepada korban melalui status WA nya dengan mengatakan bahwa “ Hidup,Mati ditentukan Lidah”
Publik Haus Akan kebenaran
Dugaan pesta miras yang berujung insiden pemukulan terhadap salah satu pegawai DPRD yang diduga terjadi di kediman rumah jabatan Ketua DPRD Ambon, masih terus menyisahkan segudang pertanyaan dan keanehan akan kebenaran peristiwa ini.
Rasa hausnya kebenaran public akan peristiwa ini menimbulkan gejolak public yang terus meningkat. Dalam pantauan media ini di berbagai Platfrom Media Sosial diketahui aksi protes terhadap ketua DPRD Ambon akan dilakukan oleh Ormas Front Pemuda Pemerhati Maluku, LSM Masyarakat Anti Korupsi dan LSM Divkum.
Ditemukan seruan aksi salah satu Ormas dan dua LSM ini ditujukan kepada Ketua DPRD dalam kaitannya dengan peristwa yang terjadi pada tanggal 26 Juli 2025.
Diketahui aksi protes ini akan dilakukan pada esok hari, Jumat 8 Agustus dengan titik aksi bertempat di Kantor DPRD Kota Ambon.
Pihak Kepolisian Diminta Serius Menyikapi Peristiwa 26 Juli
Wakil Ketua Ekstrenal Gamki Maluku, Joga Papilaya meminta pihak Kepolisan Polda Maluku bisa menyikapi peristiwa 26 Juli tersebut. Menurutnya, peristiwa ini walaupun sudah dibantah dan diklarifikasi oleh Ketua DPRD Kota Ambon, tetapi kebenaran sesungguhnya belum terungkap.
Hal inilah yang membuat keresahan public untuk terus mendesak agar kebenaran dari peristiwa ini segera terungkap,ujarnya
Dirinya berharap Kapolda Maluku yang baru,” Irjen Dadang Hartanto” bisa menyikapi peristiwa ini di awal kepemimpinannya di Bumi Raja-Raja tercinta.
Papilaya mengatakan walaupun pihak korban dan keluarga tidak melaporkan peristiwa ini ke pihak kepolisan, tetapi dengan mempertimbangkan gejolak masyarakat dalam menyikapi peristiwa ini sangat tinggi, dirinya berharap pihak kepolisian bisa menyikapi peristiwa ini agar potensinya tidak melebar,tegasnya.
Papilaya juga berharap dengan hadirnya , Irjen Dadang Hartanto sebagai Kapolda Maluku yang baru, penegakan hukum lebih professional lagi dan daerah ini tetap selalu terjaga Kamtibmas nya. (KN-05)
Selamat Bertugas Pak Kapolda, Irjen Dadang Hartanto Di Bumi Raja-Raja!