Place Your Ad
Place Your Ad
Iklan
BeritaKepulauan TanimbarPemerintahanPendidikan

Werlumditi, Desa Persiapan Yang Terlupakan Menunggu Uluran Tangan Pemda Tanimbar

×

Werlumditi, Desa Persiapan Yang Terlupakan Menunggu Uluran Tangan Pemda Tanimbar

Sebarkan artikel ini
Oplus_16908288

Saumlaki, Kapatanews.com – Di ujung timur Kecamatan Wermaktian, terdapat sebuah desa persiapan bernama Werlumditi. Meski menyandang status sebagai bagian dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar, desa ini seperti anak tiri yang nyaris tidak tersentuh pembangunan. Warga menyebut, bahkan ada anggapan dari sebagian pihak di Pemerintah Kabupaten bahwa Werlumditi hanya menjadi “tempat pembuangan” bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bermasalah.

Realitas di lapangan menguatkan kesan tersebut. Bidang pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan terbengkalai. Satu-satunya Puskesmas Pembantu (Pustu) yang ada tidak bisa difungsikan. Gedung sekolah dasar dan menengah yang berdiri di desa ini pun jauh dari kata layak. Atap bocor, dinding retak, dan sarana belajar yang minim membuat siswa dan guru harus berjuang keras demi mengenyam pendidikan.

Scroll Keatas
Example 300x350
Scroll Kebawah

Lebih parah lagi, jumlah tenaga guru dan tenaga medis sangat terbatas. Banyak mata pelajaran di sekolah tidak diajarkan secara penuh karena keterbatasan pengajar. Pelayanan kesehatan pun nyaris lumpuh, membuat masyarakat harus menempuh perjalanan jauh ke desa lain demi mendapatkan pertolongan medis.

Proyek Gagal yang Menyisakan Luka

Pada tahun 2023, pemerintah sempat mengalokasikan pembangunan Pustu dan sekolah baru di Werlumditi. Harapan warga kala itu begitu besar. Mereka membayangkan anak-anak bisa belajar di ruang kelas yang layak, dan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai tanpa harus meninggalkan desa.

Namun kenyataan berkata lain. Proyek yang dikerjakan oleh kontraktor berujung kegagalan. Pembangunan tidak tuntas, kualitas bangunan buruk, dan yang lebih memprihatinkan, kontraktor meninggalkan utang kepada warga yang membantu dalam proses pekerjaan. Hutang itu tak kunjung dibayar, sehingga memicu kemarahan masyarakat.

Akibatnya, warga memutuskan untuk memalang bangunan Pustu yang belum pernah difungsikan itu. Tindakan ini bukan sekadar bentuk protes, melainkan jeritan keputusasaan. “Kami hanya ingin keadilan. Kalau bangunannya tidak bisa dipakai, setidaknya selesaikan tanggung jawab terhadap masyarakat,” ungkap salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Aspirasi dari Lapangan

Melihat kondisi tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar dari Partai Gerindra yang juga duduk di Komisi II, Yan Sairdekut, S.Sos, turun langsung melakukan kunjungan lapangan. Dalam agenda on the spot tersebut, ia meninjau kondisi sekolah, Pustu, serta gedung gereja di desa tersebut.

“Hampir semua fasilitas umum di Werlumditi sangat memprihatinkan. Bangunan yang ada tidak layak, dan yang baru dibangun malah tidak bisa digunakan. Ini harus menjadi perhatian serius Pemda,” ungkap Sairdekut.

Yan berkomitmen untuk membawa hasil peninjauan ini dalam rapat pembahasan bersama pemerintah daerah, sekaligus mendorong agar aspirasi warga Werlumditi segera direspons. Ia menekankan bahwa desa ini tidak boleh terus-menerus menjadi korban ketidakpedulian.

Harapan yang Masih Menyala

Meski mengalami keterbatasan, masyarakat Werlumditi tidak kehilangan harapan. Mereka percaya bahwa dengan perhatian serius dari pemerintah daerah, desa mereka bisa keluar dari keterisolasian pembangunan.

“Kami tidak menuntut berlebihan. Kami hanya ingin anak-anak belajar di sekolah yang aman dan layak, serta pelayanan kesehatan yang siap membantu masyarakat setiap saat,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.

Selain itu, warga juga berharap agar pemerintah memperhatikan akses infrastruktur lain, seperti jalan penghubung dan sarana air bersih. Saat ini, kondisi jalan ke Werlumditi masih rusak dan mempersulit transportasi, terutama ketika hujan deras melanda.

Seruan untuk Pemerintah Daerah

Werlumditi adalah cermin bahwa pembangunan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar masih menyisakan kesenjangan yang lebar antarwilayah. Jika desa ini terus diabaikan, bukan hanya fasilitas umum yang hancur, tetapi juga semangat generasi mudanya.

Pemerintah daerah diharapkan dapat melihat kondisi ini sebagai panggilan tanggung jawab moral. Pembangunan bukan sekadar laporan angka, melainkan menghadirkan perubahan nyata di kehidupan masyarakat.

Anggaran yang digelontorkan harus tepat sasaran, pengawasan terhadap proyek perlu diperketat, dan pelaku usaha atau kontraktor yang lalai harus dikenai sanksi tegas. Lebih dari itu, komunikasi dengan warga harus dibangun, agar setiap langkah pembangunan benar-benar menjawab kebutuhan mereka.

Werlumditi mungkin hanyalah satu desa kecil di pelosok Tanimbar, namun nasibnya adalah ujian bagi komitmen pemerintah daerah. Apakah Pemda benar-benar hadir untuk semua warganya tanpa terkecuali, atau hanya untuk mereka yang berada di pusat-pusat kecamatan dan ibu kota kabupaten?

Menyalakan Pelita Perubahan

Kunjungan Anggota DPRD Yan Sairdekut memberi sedikit cahaya di tengah gelapnya perhatian pemerintah. Namun cahaya itu harus diperbesar dengan langkah konkret dari eksekutif daerah. Pembangunan sekolah, Pustu, perbaikan jalan, hingga penyediaan guru dan tenaga medis adalah prioritas yang tak bisa ditunda.

Dengan komitmen dan kerja sama semua pihak pemerintah daerah, legislatif, pihak swasta, dan masyarakat Werlumditi bisa bangkit dari ketertinggalan. Bukan hanya menjadi desa persiapan secara administratif, tetapi juga desa yang siap secara infrastruktur, pelayanan, dan kesejahteraan.

Werlumditi menunggu uluran tangan itu. Tidak untuk belas kasihan, tetapi untuk haknya sebagai bagian dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Karena di setiap desa yang diperhatikan, tumbuhlah harapan baru yang akan menerangi masa depan daerah secara keseluruhan. (KN-07)

Ikuti Kami untuk Informasi menarik lainnya dari KAPATANEWS.COM Di CHANNEL TELEGRAM Dan CHANNEL WHATSAPP
Place Your Ad