“Puskesmas Desa Namtabung hancur diterpa angin puting beliung. Ruang rawat inap terbengkalai, pelayanan kesehatan lumpuh, warga terlantar tanpa perawatan layak, sementara pemerintah terkesan abai.”
Saumlaki, KapataNews.com – Di tengah kebutuhan pelayanan kesehatan yang semakin mendesak, kondisi fasilitas medis di pelosok Kepulauan Tanimbar memprihatinkan. Salah satunya dialami Puskesmas Desa Namtabung, Kecamatan Selaru, yang tak lagi memiliki ruang rawat inap layak akibat bangunannya hancur diterpa angin puting beliung.
Kerusakan parah itu membuat pelayanan kesehatan masyarakat lumpuh. Hingga kini, ruang rawat inap yang seharusnya menjadi fasilitas vital bagi warga, terbengkalai tanpa perhatian serius dari pemerintah daerah.
Peristiwa angin puting beliung yang merobohkan bangunan utama puskesmas terjadi beberapa waktu lalu. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada langkah nyata untuk memperbaikinya. Kondisi tersebut membuat masyarakat harus menempuh perjalanan jauh ke puskesmas lain hanya untuk mendapatkan perawatan.
Situasi ini mendapat sorotan dari Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Fraksi Partai Gerindra, Yan Sairdekut, S.Sos yang juga sebagai anggota Komisi II DPRD. Saat melakukan peninjauan langsung, ia menegaskan kondisi ruang rawat inap di Desa Namtabung tidak layak untuk digunakan.
“Bangunan Puskesmas Namtabung yang rusak berat ini jelas tidak bisa lagi dipakai untuk melayani pasien. Sangat berbahaya bila dipaksakan. Pemerintah harus segera mengambil tindakan cepat,” tegas Yan Sairdekut.
Menurutnya, pelayanan kesehatan adalah kebutuhan dasar yang tidak boleh diabaikan. Apalagi, masyarakat Desa Namtabung dan sekitarnya sangat bergantung pada fasilitas puskesmas sebagai pusat rujukan pertama.
“Kami di DPRD akan membawa masalah ini dalam pembahasan bersama pemerintah daerah. Saya juga akan mendorong agar Dinas Kesehatan segera mengalokasikan anggaran darurat untuk membangun kembali ruang rawat inap yang rusak,” ujar Yan.
Selain itu, Yan Sairdekut juga menyoroti kualitas pekerjaan pembangunan sebelumnya. Ia menilai perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap kontraktor yang mengerjakan proyek fasilitas kesehatan tersebut.
“Kami akan memanggil kontraktor yang bertanggung jawab. Jangan sampai ada indikasi pekerjaan tidak sesuai standar sehingga mudah rusak. Apalagi ini menyangkut keselamatan masyarakat,” ungkapnya.
Ia menambahkan, DPRD akan mengawal proses perbaikan agar tidak berlarut-larut. Mengingat kondisi geografis Tanimbar yang sulit dijangkau, keterlambatan penanganan bisa berdampak fatal bagi warga.
Hingga kini, masyarakat Desa Namtabung masih menunggu kepastian. Mereka berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap kondisi puskesmas yang rusak, mengingat fasilitas kesehatan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi kehidupan sehari-hari.
Kerusakan Puskesmas Namtabung menjadi pengingat bahwa perhatian serius terhadap infrastruktur kesehatan di daerah terpencil sangat mendesak. Tanpa langkah cepat dan tegas, pelayanan kesehatan masyarakat di pelosok Tanimbar akan terus terhambat. (KN-07)