Ambon, Kapatanews.com – Kongres ke-30 Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) resmi menetapkan Melkianus Sairdekut sebagai Ketua Umum dan Pendeta Vemmy Wattimury sebagai Sekretaris Umum Pengurus Besar (PB) AMGPM periode 2025–2030.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Gereja Jati Passo, Daerah Pulau Ambon Timur (DPAT), Kamis (16/10/2025) sore itu menjadi puncak lima hari proses musyawarah pemuda gereja terbesar di lingkup GPM.
Suasana pemilihan berlangsung tertib dan demokratis, diikuti 275 peserta dari 34 daerah pelayanan. Dalam proses tersebut, Sairdekut yang juga menjabat Ketua PB AMGPM periode 2020–2025 kembali memperoleh kepercayaan besar dari peserta kongres dengan dukungan 193 suara. Ia unggul jauh dari para pesaingnya — Jan Samorah Noach (38 suara), Ivana Eunike Tuhumena (18 suara), dan Pendeta Morika Tetelepta (16 suara), sementara dua suara dinyatakan tidak sah.
Berdasarkan aturan organisasi, bakal calon ketua umum wajib memperoleh sedikitnya 15 persen dukungan dari total peserta, atau setara 41 suara. Karena hanya Sairdekut yang memenuhi syarat tersebut, majelis ketua kongres menetapkannya secara aklamasi sebagai Ketua Umum PB AMGPM periode 2025–2030.
Dalam sambutan perdananya, Sairdekut menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan.
“Ini bukan kemenangan pribadi, melainkan kemenangan seluruh kader AMGPM. Kita akan terus memperkuat peran pemuda gereja di tengah tantangan zaman dan memastikan AMGPM hadir membawa terang bagi gereja dan masyarakat,” ujarnya.
Pemilihan juga berlangsung ketat untuk posisi Sekretaris Umum. Dua kandidat kuat, Pendeta Vemmy Wattimury (Ketua AMGPM Daerah Kei Besar) dan Pendeta Benly Pattihawean (Asisten Direktur Penelitian Balitbang Sinode GPM), bersaing dalam suasana penuh sportivitas. Dari hasil penghitungan suara, Pendeta Wattimury meraih 168 suara, unggul atas Pendeta Benly yang memperoleh 102 suara.
Dengan hasil tersebut, pucuk kepemimpinan PB AMGPM periode 2025–2030 kini resmi diemban oleh Melkianus Sairdekut sebagai Ketua Umum dan Pendeta Vemmy Wattimury sebagai Sekretaris Umum. Kepemimpinan keduanya diharapkan menjadi simbol kolaborasi antara kaum awam dan rohaniawan dalam menggerakkan semangat pelayanan dan regenerasi di tubuh AMGPM.
Setelah penetapan, Majelis Ketua membacakan Surat Keputusan (SK) pembentukan Tim Formatur yang segera bekerja merumuskan komposisi lengkap kepengurusan PB AMGPM periode 2025–2030. Formatur menyepakati struktur kepemimpinan yang merepresentasikan kekuatan kader dari berbagai daerah dan bidang pelayanan.
Struktur Pengurus Besar AMGPM Periode 2025–2030
Ketua Umum : Melkianus Sairdekut
Ketua Bidang Organisasi : Ronal Hukubun
Ketua Bidang Pelayanan dan Pembangunan : Yani Z. Noach
Ketua Bidang Keesaan dan Hubungan Antaragama : Henry Lewaherila
Ketua Bidang Pekabaran Injil dan Komunikasi : Ivana Iv. Tuhumena
Ketua Bidang Finansial dan Ekonomi : Bodewin Mailuhu
Sekretaris Umum : Pdt. Vemmy Wattimury
Sekretaris Bidang Organisasi : Edmon Picauria
Sekretaris Bidang Pelayanan dan Pembangunan : Alan Far Far
Sekretaris Bidang Keesaan dan Hubungan Antaragama : Grace Surwuy
Sekretaris Bidang Pekabaran Injil dan Komunikasi : Glen Pietersz
Sekretaris Bidang Finansial dan Ekonomi : Dominggus Seleky
Bendahara Umum : Metson Manuputty
Bendahara I : Sylvia R. Oppier
Bendahara II : Sixtintia A. I. Dea
Koordinator Wilayah I : Pdt. Tahya Patipeluhu
Koordinator Wilayah II : Samy Latbual
Koordinator Wilayah III : Ricko Rickho Waileruny
Koordinator Wilayah IV : Stenly Rutumalesy
Koordinator Wilayah V : Wilem Buce Leasa
Koordinator Wilayah VI : Pdt. Maryo Lawalata
Koordinator Wilayah VII : Medeline Aunalal
Koordinator Wilayah VIII : Gamaliel Wirtha
Dengan terbentuknya kepengurusan baru ini, AMGPM menegaskan komitmennya untuk terus hadir sebagai wadah pembinaan kader muda gereja yang beriman, kritis, dan berdedikasi bagi pelayanan.
Pelantikan pengurus dijadwalkan akan dilakukan oleh Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM, Pendeta Elifas Tomix Maspaitella, sebagai penanda berakhirnya seluruh rangkaian Kongres ke-30 AMGPM.
Kongres ke-30 AMGPM menjadi momentum penting bagi gerakan pemuda gereja untuk memperkuat solidaritas, memperdalam spiritualitas, dan memperluas kiprah pelayanan di tengah masyarakat, agar AMGPM senantiasa menjadi garam dan terang di tanah Maluku dan Indonesia (*)
