Saumlaki, Kapatanews.com – Wisuda Sekolah Tinggi Teologi Injili Mahkota Sion Saumlaki yang berlangsung di Natar Kaumpu, Jumat (21/11/2025), menghadirkan orasi ilmiah dari Dr. Wishnudanu Kencana, M.Th, yang menekankan pentingnya peran lulusan dalam pembangunan berbasis nilai iman di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Suasana prosesi berlangsung khidmat dan dihadiri ratusan undangan.
Acara dimulai dengan sambutan pimpinan kampus dan jajaran senat. Sejak pagi, area gedung sudah dipadati orang tua dan keluarga yang datang untuk mendukung para wisudawan. Mereka memenuhi ruangan Natar Kaumpu yang disiapkan panitia, sementara wisudawan memasuki arena akademik dengan mengenakan toga.
Dalam orasi ilmiahnya, Dr. Wishnudanu Kencana, M.Th menegaskan bahwa wisuda bukanlah akhir dari sebuah proses panjang, tetapi pintu masuk menuju medan pengabdian yang lebih nyata di tengah masyarakat. Ia mengatakan bahwa tantangan Tanimbar menuntut kehadiran generasi muda yang siap bekerja dengan integritas.
Ia memperkenalkan tema orasinya: “Anugerah Kristus dan Mandat Pembangunan: Merajut Tanimbar yang Maju Berlandaskan Falesa Ilahi.” Menurut dia, tema itu disusun untuk mengajak lulusan melihat pembangunan dari dimensi moral, spiritual, dan sosial.
“Anugerah bukan konsep teologis yang pasif, anugerah itu kekuatan yang menggerakkan kita untuk bertindak, membawa perubahan, dan menghadirkan kebaikan di tempat Tuhan menempatkan kita.” Ucapannya disampaikan dengan ritme yang hangat dan meyakinkan.
Ia menjelaskan bahwa istilah charis dalam Alkitab bermakna pemberdayaan. “Charis itu kuasa yang mengangkat manusia untuk bekerja dan memberi dampak,Inilah energi yang harus menjadi roh pembangunan Tanimbar.” ujarnya.
Menurutnya, Tanimbar memiliki modal besar yang masih menunggu disentuh. Kekayaan laut, adat istiadat, hingga potensi sosial disebut sebagai sumber daya ilahi yang seharusnya dilihat dari sudut ‘berkelebihan’, bukan kekurangan.
“Jika kasih karunia membuat kita berkecukupan bahkan berkelebihan dalam kebajikan, berarti ada peluang di balik setiap tantangan,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa lulusan STTIMASS tidak boleh terjebak dalam pandangan pesimistis terhadap wilayah kepulauan.
“Tanimbar bukan daerah yang tertinggal. Tanimbar adalah tanah yang menunggu disentuh dengan ilmu, kasih, dan keberanian,” tuturnya.
Mengenai etos kerja, ia menegaskan bahwa integritas adalah bentuk syukur atas anugerah Allah.
“Di dunia kerja, godaan mengambil jalan pintas itu nyata, tetapi orang yang hidup dalam anugerah tidak membangun masa depannya di atas ketidakjujuran.” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa nilai Falesa adalah rumah bersama harus dijaga sebagai fondasi sosial. Menurutnya, pembangunan akan goyah jika masyarakat terpecah oleh persaingan tidak sehat.
“Kita harus kembali pada ikatan persaudaraan. Tanpa itu, bangunan apa pun tidak akan berdiri,” katanya.
Dalam paparannya, ia mengajak lulusan untuk melihat diri sebagai bagian dari tim kolektif.
“Setiap orang membawa karunia. Jika itu dipadukan, kita bisa membangun Tanimbar secara ekonomi, sosial, moral, dan spiritual,” jelas dia.
Ia turut menyoroti fenomena brain drain, di mana anak-anak muda memilih bekerja di luar daerah.
“Ini pendarahan sumber daya manusia yang harus dihentikan, kita perlu keberanian untuk kembali dan menabur karya.”katanya.
Menurut dia, tindakan kembali ke daerah merupakan langkah profetik. “Rekonsiliasi dengan tanah kelahiran adalah pekerjaan baik yang dipersiapkan Tuhan, ketika Anda pulang, Anda membawa ilmu dan membawa terang.” katanya.
Di bagian lain, ia memaparkan pentingnya pembangunan holistik yang menyentuh ekonomi, sosial, serta lingkungan.
“Mengembangkan maritim, merawat adat, dan menjaga ciptaan adalah satu paket pekerjaan baik yang harus dijalankan bersama,” katanya.
Para wisudawan terlihat mengikuti orasi ini dengan saksama. Beberapa di antara mereka mencatat poin-poin yang relevan dengan bidang studi dan rencana pengabdian masing-masing.
Panitia penyelenggara menyampaikan bahwa jumlah lulusan tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Hal itu dinilai sebagai bentuk kepercayaan masyarakat terhadap layanan pendidikan di Sekolah Tinggi Teologi Injili Mahkota Sion Saumlaki.
Prosesi wisuda berjalan lancar dari awal hingga akhir. Sistem registrasi yang diperbarui dan penataan ruang yang lebih baik membuat acara berlangsung tertib dan nyaman.
Beberapa orang tua yang hadir menyampaikan harapan agar lulusan tidak berhenti hanya pada pencapaian akademik, tetapi menjadi pelayan yang mau mencurahkan tenaga bagi Tanimbar. Mereka menilai orasi ilmiah tersebut memberi dorongan moral yang kuat.
Kampus juga menyatakan komitmennya untuk memperkuat kurikulum berbasis konteks lokal. Menurut pimpinan kampus, lulusan teologi perlu memiliki kepekaan terhadap dinamika sosial masyarakatnya.
Dr. Wishnudanu Kencana, M.Th kembali mengingatkan, Tanimbar adalah mahakarya yang sedang dibentuk. Dan Anda para lulusan adalah tangan-tangan yang akan menyelesaikan pekerjaan itu.
Rangkaian kegiatan diakhiri dengan doa bersama dan sesi foto. Saat prosesi berakhir. (KN-07)








