Ambon,Kapatanews.com._Jaman rezim Orde Baru berkuasa, siapa di Indonesia ini yang berani menamai mobilnya nyaris identik dengan nama mobil Kepresidenan Republik Indonesia.
Jangankan bernama sama ataupun se-identik, memakai baju loreng saja orang sipil tak berani. Tapi ketakutan semacam itu sepertinya menjadi pengecualian bagi Lelaki Maluku bersuara “Bariton Emas”, Simon Dominggus Pesoelima alias Broery Marantika. Yang kehidupannya sarat kontroversi dan selalu menjadi target buruan media masa untuk diwartakan.
Dengan penuh keberanian, Mobil Mazda Capella miliknya yang dimodifikasi pada tahun 1978 dinamainya Indonesia Pertama. Sementara mobil Kepresidenan Republik Indonesia bernama paten sebagai Indonesia Satu.
Kedua mobil ini sama-sama lalu lalang di jalanan ibukota Jakarta dan sama-sama diparkir pada kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Indonesia Satu kepunyaan Presiden Soeharto parkir di Jalan Cendana, sementara Indonesia Pertama kepunyaan juara turmanen Golf Indonesia Terbuka dan Piala Soeharto Cup 1984 ini parkir di Jalan Pasuruan, Pelat nomornya B 1040 KA.
Koran Sinar Harapan terbitan 5 Mei 1978 melaporkan sisi kontroversi Broery ini dengan judul ” Mobil Broery – Indonesia Pertama”.
…….” Sejak satu bulan terakhir ini di jalanan Jakarta, telah muncul sebuah mobil berwarna putih gading. Tutup mesinnya gepeng dan menurun ke depan kap atas inden. tapi yang membuat orang melotot adalah bagian belakang mobil.
Di tengah seperti anjlong ke dalam dan kebawah. di pinggiran menonjol keatas dan kebelakang menyerupai sirip-sirip tapi tidak stream in lines melainkan padat ketat dan persegi.
Mobil ini memakai ban radial. Di sisi kanan belakang tertulis dengan huruf merah tidak terlalu menyolok tapi cukup terbaca dari jarak 10 meter. “Indonesia Pertama”.
Disisi samping tertulis Broery dengan huruf kecil tapi cukup terbaca bagi mereka yang bermata minus.” Tulis koran besar Indonesia yang sinarnya kini telah sirna itu.
—
Dikerjakan Montir Yang Mengidolakannya. Dan Pernah Jadi Sampul Albumnya.
—
Kepada Sinar Harapan, Broery yang waktu itu akan pergi tour menyanyi selama 1 bulan di Singapura, Kuala Lumpur dan Sabah menceritakan mobil Indonesia Pertama itu adalah hasil kreasinya sendiri setelah melihat majalah Mobil dan Motor.
” Broery bilang Untung datang sebelum saya berangkat, ketika didatangi di rumahnya. Mobil itu aslinya Mazda Capella 75, dibeli baru Kata broery. Dilansir dari Sinar Harapan.
” la senang dan mula-mula tidak ada apa-apa. Tapi permulaan tahun ini pintu belakang penyok karena kebentur tembok. ia pikir tanggung membetulkan pintu Lebih baik beli ban radial tapi ternyata harganya mahal sekali. Ditoko lain dia membuka majalah “Mobil dan Motor” Ada gambar mobil yang menarik. Maka timbul tekad lebih baik dirobah seluruh bentuk dalam gambar itu” Tulis Koran yang Redaksinya pernah dipimpin wartawan Legendaris Indonesia Aristides Katoppo itu.
Menurut Sinar Harapan, Mobil dalam gambar yang dilihat Broery itu adalah Alfa romeo Navayo 1000 produksi 1960. Jadi INDONESIA PERTAMA, bermesin dan chasis Mazda Capella sementara Design body memakai Alfa Romeo Navayo 1000 produksi 1960.
Sementara pengerjaan mobil ini di Jakarta, pada Bengkel “Surabaya” yang beralamat di jalan Karet Kubur.(Sekarang Karet Kubur Raya Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat).
Montir yang mengerjakannya bernama Kanafi. menurut Laporan Sinar Harapan , Demi mendapatkan mobil impiannya itu, Broery merogoh koceknya sebesar Rp 100.000. Sedangkan Kanafi yang mengerjakannya ternyata mengidolakan Broery bersama lagu-lagu yang dikidungkannya.
Tahun 1983, Mobil Indonesia Pertama ini Jadi Sampul Album Broery berjudul Mas. Isi album produksi Purnama Records itu sendiri lagu-lagu pop klasik hasil karya cipta komposer-komposer legendaris Indonesia seperti Ismail Marzuku,Maladi, Bing Slamet dan Mohctar Embut. A.T Machmud, serta Joel Chaidir.
Lagu-lagu seperti Juwita Malam , Di Sudut Bibirmu, Belaian Sayang, Doa Dan Restumu, Dibawah Sinar Bulan Purnama atau Jangan Ditanya, Kopral Jono, Chandra Buana, Nurani Kasih, Kunang-Kunang, serta Tanah Pusaka.
Hasil rekaman album Broery ini sampai sekarang masih bisa kita nikmati di berbagai platform musik digital seperti youtube.(KN03).
–Sumber Koran Sinar Harapan dan Perpustakaan Nasional RI.