Place Your Ad
Place Your Ad
Iklan
BeritaKepulauan TanimbarPemerintahan

Ketua Karang Taruna Rumahsalut Ajak Warga Jaga Persatuan Adat

×

Ketua Karang Taruna Rumahsalut Ajak Warga Jaga Persatuan Adat

Sebarkan artikel ini
Oplus_16908288

Saumlaki, Kapatanews.com – Ketua Karang Taruna Desa Rumahsalut, Hendrik Refwalu, menyerukan pentingnya menjaga persatuan masyarakat di wilayah Negeri Lima Satu Seira, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, di tengah potensi konflik yang dipicu oleh masuknya nelayan dari luar (nelayan andon).

Ajakan tersebut disampaikan Hendrik terhadap kepentingan masyarakat yang ada di negeri lima satu Seira. Ia menegaskan pentingnya menjaga warisan leluhur dan menghindari gesekan yang dapat merusak tatanan sosial yang telah lama terjaga.

Scroll Keatas
Example 300x600
Scroll Kebawah

“Sejak saya kecil, tinggal dan menetap di Seira, bahwa Pulau Seira ini adalah milik bersama. Terlepas dari Selu, Wuriaru, Kesbui, Bersadi, Yayaru, Nuh Yanat Ra, dan Nuh Yanat Roal yang merupakan milik petuanan,” ujar Hendrik, menekankan bahwa identitas bersama harus tetap dijaga.

Menurutnya, masyarakat Negeri Lima Satu Seira memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat, dibingkai oleh hubungan adat Duan dan Lolat. Ia berharap jangan sampai masuknya nelayan luar justru menimbulkan perpecahan antar sesama warga yang selama ini hidup rukun.

“Masyarakat yang ada di Negeri Lima Satu Seira tidak ada yang lain, kita semua satu dalam keluarga yang utuh. Memiliki talinan darah Duan dan Lolat yang hidup dalam kebersamaan,” kata Hendrik.

Lebih lanjut, ia menyoroti isu masuknya nelayan andon yang belakangan memicu ketegangan antar warga dan pihak pemerintah desa. Menurutnya, persoalan ini seharusnya tidak menjadi alasan terjadinya konflik horizontal.

“Jangan karena masuknya nelayan andon membuat masyarakat dan pemerintah Desa Seira terjadi konflik yang tidak dapat dihentikan,” tambahnya.

Ia juga menegaskan bahwa segala bentuk persoalan yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat adat seharusnya diselesaikan dengan pendekatan kearifan lokal. Mekanisme adat dinilai masih sangat relevan dan efektif untuk meredam potensi konflik.

“Semua masalah ada solusi untuk diselesaikan secara adat, dan saya pikir bahwa persoalan saling komplain antara hak-hak masyarakat yang sementara ini jadi konflik, mestinya Lima Pemerintah Desa Seira dan tokoh-tokoh masyarakat, lembaga adat untuk dicari solusi agar dihentikan demi menjaga kerukunan antar keluarga yang hidup di Negeri Lima Satu Seira,” ujarnya.

Hendrik mengingatkan bahwa konflik yang dibiarkan berlarut hanya akan merugikan generasi masa depan dan mengancam keutuhan nilai-nilai budaya lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.

“Tak boleh ada konflik secara berkepanjangan. Kita harus menjadi teladan bagi generasi muda dalam menyelesaikan masalah tanpa kekerasan, apalagi sampai mengorbankan persatuan masyarakat adat di Negeri Lima Satu Seira,” katanya.

Pemerintah desa di wilayah Seira pun diminta untuk lebih proaktif dalam membangun komunikasi lintas desa dan mendukung penyelesaian masalah secara musyawarah, melibatkan masyarakat tokoh adat dan pemuda.

Hendrik berharap, seruan ini dapat menjadi momentum bagi seluruh masyarakat Seira untuk kembali memperkuat ikatan persaudaraan dan menjunjung tinggi kearifan lokal demi menjaga kedamaian di Pulau Seira. (KN-07)

Ikuti Kami untuk Informasi menarik lainnya dari KAPATANEWS.COM Di CHANNEL TELEGRAM Dan CHANNEL WHATSAPP
Place Your Ad