Namrole,Kapatanews.com._Terbengkalainya potensi pertanian yang menjanjikan di wilayah kecamatan Fena Fafan,Buru Selatan. Memang memaksa sepuluh jemari kita untuk mengelus dada dan menepuk jidat.
Teristimewa potensi Holtikultura dikaki gunung Eprarat, Desa Fakal. Sejak dulu kawasan ini dikenal sebagai “Surga Holtikultura” di Pulau Buru yang belum dioptimalkan.
Satu-satunya keseriusan dalam bingkai optimalisasi kawasan ini, terjadi sewaktu masih Kabupaten Buru. Dinas Pertanian Kabupaten Induk yang memekarkan Buru Selatan ini pernah mengirimkan beberapa orang Petani setempat untuk mengikuti pelatihan Holtikultura di Jawa Barat.
” Tahun 1999 dan 2002, beta ikut studi banding di Kecamatan Cisarupan, Desa Cikandang dan sekitarnya. Itu di kabupaten Garut. Jawa Barat. Kegiatan Studi banding pertanian Holtikultura, Dinas Pertanian Pemda Kabupaten Buru yang kirim beta dan beberapa teman selama 1 minggu” Kata Hermanus Seleky. Masyarakat Desa Fakal yang ikut pelatihan itu.
Bukan cuma pelatihan saja. Hermanus menuturkan sepulangya dari sana. Mereka dibekali fasilitas yang baik dan pendampingan serta aneka bantuan untuk pengembangan pertanian.
Kepada Media ini di Fakal, Fena Fafan. Dia mengakui Panen Kol / Kubis tanpa pupuk pernah mencapai 3 Ton, hebatnya lagi itu hanya hasil kerja dari satu Kelompok Tani bernama Kelompok Tani Eprarat. Juga pernah tahun 2004, Bupati Buru Husnie Hentihu datang panen raya kentang di Fakal.
Perlu Penyuluh Pertanian
Hermanus Seleky menceritakan, Para Petani di Fakal perlu penyuluh pertanian. Selama ini belum ada penyuluh pertanian di Fakal.
“Kita di Fakal ini memerlukan kehadiran tenaga penyuluh pertanian. Tujuan penyuluh pertanian ini adalah mensuport dan jadi motor penggerak kegiatan pertanian Masyarakat” Kata Hermanus.
Dijelaskannya bila ada tenaga penyuluh maka pendampingan kepada Petani akan berjalan, teristimewa persoalan pemberantasan Hama tanaman.
Untuk bibit dirinya menyebut tak ada masalah karena bisa disediakan oleh alam disekitar lereng Eprarat.
” Soal bibit tidak ada masalah, disini banyak bibit baik kol,wortel maupun kentang dan sayur mayur lainnya”.Ucapnya
Penyuluh memberi arahan agar hasil pertanian terarah dalam pemasarannya.
Selain mengeluhkan penyuluh pertanian, dirinya juga menyentil bahaya klasik “Fena Fafan” yang senantiasa akan kesulitan transportasi,kondisi jalan maupun tingginya biaya transportasi untuk memasarkan hasil-hasil hotikultura dari kebunnya ke pesisir pantai hingga pusat Kabupaten Di Namrole.
Hermanus Seleky mengharapkan Pemerintahan Baru Buru Selatan dibawah Komando Bupati La Hamidi Dan Wakil Bupati Gerson Selsily bisa secepatnnya meresponi akan kesulitan yang dialami petani di kecamatan Fena Fafan. (KN03)








