Ambon,Kapatanews.com._Sultan Musa, adalah penyair dari Samarinda – Kalimantan Timur.
Tulisannya tersiar diberbagai platform media online & media cetak Nasional maupun Internasional. Karya karyanya masuk dalam beberapa Antologi bersama penyair Nasional dan Internasional.
Buku tunggalnya bertajuk “Titik Koma” nomine buku puisi unggulan Penghargaan Sastra 2021 Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur. Dan puisinya terpilih juga pada event “Challenge Heart and Art for Change” Collegno Fòl Fest Turin – ITALIA (2024).
Puisinya juga berhasil lolos kurasi dan dipamerkan pada event “Kalang Exhibition” digagas oleh Triaksara Pengairan Malang (2025). Tercatat pula dibuku “Apa & Siapa Penyair Indonesia Yayasan Hari Puisi Indonesia” Jakarta 2017. Adapun Instagram: @sultanmusa97.
Berikut ini adalah beberapa karyanya yang dikirim ke Kapatanews.com untuk dimuat.
—
TANGAN – TANGAN GELAP DAN KESERAKAHAN YANG MENJAMUR: KORUPSI
‘bukankah hanya sedikit ?’ itu katanya mengambil bukan hak telah membuka setetes kehancuran terbungkus dosa bersolek rapi nan tegas
-di balik meja ia telah mencuri
‘bukankah ini kesempatan ?’itu katanya memilih jalan singkat berlimpah harta namun tak menengok jelata sekitarnya tangan gelapnya telah menggunting janji moral serta amanah
– dalam senyumannya ia telah menipu
‘bukankah ini tak terlihat ?’ itu katanya menabur kebiasaan tanpa rasa malu tampak tawanya menggema penuh serakah konon selalu bergerak palsu merasa pelakon tertinggi kehidupan
– pada sikapnya ia telah menjadi debu
yang nyata….
ia menghitung laba bersama budaya busuk demi menggapai ambisi
dan tak terbayangkan….
ia menukar nurani bersama sikap tercela hanya untuk jiwa basi
—-
kenapa tak sudahi saja keserakahan ini ?
-2025
POHON, JIWA – JIWA KEHIDUPAN
suatu hari nanti, saat kau kembali menjadi sebentuk pohon lalu bercengkerama bersama burung membahagiakan setiap hari
lalu, dengan perasaan senang daunmu tetap menari rantingmu selalu kuat akarmu penuh kesederhanaan merangkum kisah bersama angin
berjanjilah terus bertumbuh dengan ragam cerita istimewa ….dan percayalah suatu hari ada pelukan untukmu meski kau telah jauh mengakar
-2025
MISTIKUS KERINDUAN POHON lalu berganti hari, kau pun masih menyimpan rahasia alam berkelimpahan pertemuan antara kerinduan Sang Pencipta sampaikan dengan indah….. kerinduan yang tak pernah hilang
serindu ini kau dekap
…….datang dan katakan
pada-Nya di sana, di sana!
-2025
——
AIR, LEBIH BAIK MENJAGA DARIPADA MENETESKAN AIR MATA
tak ada perjalanan dari hulu menuju ke hilir, berhenti sejenak di tempat tenang itu terdiam serupa memaknai kehidupan—-dalam ramai sepi kurindu
“ya! yang kamu cari itu, aku” ujar air
lamat-lamat mengalir bersama, namun tak menambatkan ke arah yang sama beradu melintasi ragu dan takut diantara musim yang tak usai kadang terburu kisah rapuh kehangatan mentari atau terbakar makna diantara baris-baris riak
kini kutahu betapa ranumnya menemani saat hulu mengalir, atau menghilangkan keruh gemericik hilir yang terpendam serupa merangkai pesan lebih baik menjaga, daripada meneteskan air mata
-2025
——
MARI KITA BICARA: AIR
ini;
bertalian dengan hidup
menyelipkan pesan atas nama alam
segegas mengalir ruang bumi terisi
tapi;
jangan bertindak serakah
meraup tanpa pikir
biarkan berkeliaran membuncah
padahal;
masih banyak ruang lega
berharap panggung sadar
saling mengingatkan ini akan berakhir
mungkin;
ini hanya ulah kata-kata
lewat telinga meluap – luap
tumpahkan bahwa sumber mendekati kering
-2020
—–