Place Your Ad
Place Your Ad
Iklan
BeritaSeni & Budaya

Utha, Esok Kan Masih Ada Dan Sepotong Sejarah Dari Studio Jackson Record, Jakarta.

×

Utha, Esok Kan Masih Ada Dan Sepotong Sejarah Dari Studio Jackson Record, Jakarta.

Sebarkan artikel ini

Utha Likumahua tengah membawakan Lagu Indonesia Pusaka cipt Ismail Marzuki, Diiringi Twilite Orchestra Adi M.S. Sidney Opera House, Australia, 2009.Ambon,Kapatanews.com.- Di Ujung Jembatan Merah Putih, Semalam (9/04/2025), lagu-lagu mendiang Utha Likumahua mengalun lirih dari para pelantunnya.

Ada 3 yang dinyanyikan, pertama Lagu Terbaik di Festival Lagu Populer Indonesia tahun 1985 Sesaat Kau Hadir Ciptaan Budi Bachtiar dan Adino, Kedua, Untuk Apa Lagi ciptaan musisi Maluku mendiang Georgie Leiwakabessy. ketiga ciptaan Dodo Zakaria – Esok Kan Masih ada, yang tadi malam dibawakan oleh penyanyi senior kota Ambon Deetje Matulapelwa.

Gara-gara nyanyian ” Hai nona manis biarkanlah bumi berputar menurut kehendak yang kuasa” tadi malam itu, sehingga kapatanews.com, Kamis (10/04/2025). merasa perlu menulis ulang tentang sepotong sejarahnya dari studio Jackson Record & Tapes , Pluit, Jakarta utara, tempat lagu ini direkam pertama kalinya.

***

Tumpukan kertas berharga dalam laci studio Jackson Records & Tapes daerah Pluit, Jakarta Utara lama tak tersentuh, hingga suatu waktu di tahun 1983 “tangan nakal” seorang petualang dari Ambon menyentuhnya dengan sengaja,demi kepentingan rekaman album Bersatu dalam damai.

Kertas berharga itu berupa naskah lagu berjudul Esok kan masih ada ciptaan Dodo Zakaria, sedangkan yang sengaja menyentuh dan memutuskan untuk menyanyikannya adalah pemilik nama baptis Doa Putra Ebal Johan Likumahua alias Utha Likumahua.

Menurut testimoni Utha Likumahuwa dalam acara Zona memori 80an yang dipandu Sis NS, Lagu Esok Kan Masih Ada ini dulunya diciptakan untuk dinyanyikan oleh Vina Panduwinata tapi karena ada syair “Hai Nona Manis” sehingga tak jadi dinyanyikan oleh Vina. sebab pesan lagu itu dari laki-laki kepada perempuan bukan perempuan untuk perempuan.

Utha kemudian memilih Esok kan masih ada untuk ia kidungkan dan jadilah Hits Besar yang melambungkan namanya dalam keabadian belantara dunia tarik suara Indonesia.

Musisi Adi M.S yang kala itu masih muda belia terlibat dalam pembuatan aransemen string orchestra lagu ini. Untuk musiknya terlibat juga Yopie Reihard Item dan Rully Johan.

Beberapa kali lagu yang membawa optimisme ditengah kekalutan ini dikemas ulang oleh musisi lain seperti Glenn Fredly.

Tahun 2020 lalu dirilis ulang oleh Warner music Indonesia guna didekasikan bagi para tenaga medis yang berjuang digaris depan penanganan Covid-19.

Waktu penyanyi kelahiran Ambon 1 Agustus 1955 ini tutup usia pada 13 September 2011 di RS Fatmawati Jakarta, lagu inilah yang mewarnai soundtrack berbagai pemberitaan infotaiment tentang kepergiannya pada stasiun-stasiun televisi.

Bahkan Majalah Tempo pun sampai mengabadikannya dalam sebuah Orbituari untuk Utha Likumahua berjudul “Biarkanlah Bumi Berputar” yang diambil dari syair lagu ini.

Dalam nyanyian Esok Kan Masih Ada, sebanyak tiga kali “Hai Nona manis biarkanlah bumi berputar” melengking dari warna vokal tenornya Utha, yang menurut Deni Sakrie dapat lentur mendaki hingga 3 oktaf.

Namun ada empat kali pula “esok kan masih ada” mengalun hingga akhir lagu.

Mungkin itulah makna takdir pun tak mungkin selalu sama. meski Tuhan pun tahu hidup ini sangat berat.(KN03).

 

 

Ikuti Kami untuk Informasi menarik lainnya dari KAPATANEWS.COM Di CHANNEL TELEGRAM Dan CHANNEL WHATSAPP
Place Your Ad