Saumlaki, Kapatanews.com – Laut Seira yang indah, dulu tenang, kini berubah menjadi ladang kejahatan yang mencekam. Di balik gemuruh ombak dan senyap malam, aroma busuk kejahatan menguar bukan dari bangkai ikan, tapi dari kerakusan manusia.
Ratusan nelayan andon asal Sulawesi Selatan, dalam beberapa pekan terakhir, membanjiri perairan Seira dan merampas telur ikan terbang tanpa izin. Mereka bukan datang sendiri. Ada dua nama besar yang disebut sebagai dalang di balik operasi gelap ini: Roby, anak dari Haji Amin (Lamausu), dan seorang pengusaha gelap bernama Arshady.
“Kejahatan ini sudah sangat keterlaluan. Mereka datang, menjarah telur ikan terbang yang menjadi sumber kehidupan warga pesisir kami, lalu pergi tanpa rasa bersalah,” ujar Alfred, tokoh pemuda dari Seira, dengan nada gemetar menahan amarah. “Yang lebih parah, semua ini terjadi dengan dukungan dana besar dari dua mafia: Roby dan Arshady. Ini bukan sekadar pelanggaran biasa, ini perampokan besar-besaran terhadap laut kami!”
Kejahatan Terorganisir
Menurut informasi yang dikumpulkan dari lapangan, para nelayan andon itu menggunakan rumpon untuk menyapu bersih telur ikan terbang dari perairan Seira. Hasil rampasan itu kemudian dikumpulkan secara diam-diam dan didistribusikan melalui jalur gelap ke luar daerah, bahkan kemungkinan besar lintas negara. Tak ada izin resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, apalagi dokumen legal dari pemerintah daerah.
“Ini bukan hanya soal pencurian hasil laut. Ini adalah kejahatan lintas provinsi, dengan pembiayaan yang jelas-jelas berasal dari dua nama yang harus segera diproses secara hukum: Roby dan Arhady,” tegas Alfred.
Ia menambahkan bahwa warga sudah berulang kali melaporkan kegiatan ini ke pihak berwenang, namun hingga kini belum ada tindakan berarti. Justru, yang terjadi adalah pembiaran yang mencurigakan. Warga mulai menduga ada “pelindung” di balik operasi ini oknum aparat penegak hukum yang memilih menutup mata.
Seruan Mendesak untuk Bupati
Alfred dengan tegas mendesak Bupati Kepulauan Tanimbar, Ricky Jauwerissa, agar segera bersuara dan bertindak. Ia menilai, bupati sebagai kepala daerah memiliki kewenangan penuh untuk menggerakkan dinas terkait serta meminta aparat penegak hukum untuk melakukan penyitaan hasil laut yang telah dijarah secara ilegal.
“Kita tagih keputusan Bupati Kepulauan Tanimbar, Ricky Jauwerissa, untuk segera menindak tegas para pelaku pencuri dan memerintahkan aparat penegak hukum untuk menyita hasil laut yang dicuri di Laut Seira Blawat,” kata Alfred penuh tekanan. “Jika beliau diam, maka rakyat akan menganggap ada konspirasi kekuasaan dengan para mafia laut itu.”
Alfred menekankan bahwa PSDKP dan Dinas Perikanan juga tidak boleh hanya duduk di belakang meja, melainkan harus terlibat langsung melakukan pengawasan dan penyitaan terhadap hasil pencurian yang masih berada di tangan para pelaku.
Ancaman Nyata bagi Ekosistem dan Ekonomi Lokal
Telur ikan terbang bukan sekadar komoditas bernilai tinggi, tetapi bagian penting dari ekosistem laut. Penjarahan dalam skala besar mengancam populasi ikan terbang yang sudah mulai menurun dalam beberapa tahun terakhir. Dampaknya, nelayan lokal akan kehilangan sumber penghidupan, dan keseimbangan ekosistem laut akan terganggu.
“Kalau pemerintah tidak segera bertindak, sebentar lagi Laut Seira hanya akan jadi kenangan,” ujar Alfred lirih. “Kami akan kehilangan laut kami, dan anak cucu kami hanya akan mendengar cerita bahwa dulu pernah ada telur ikan terbang yang melimpah di sini.”
Tuntutan Warga: Sita, Seret, dan Adili
Warga Seira, yang mulai kehilangan kesabaran, mendesak aparat penegak hukum segera melakukan penyitaan terhadap seluruh hasil pencurian telur ikan terbang yang masih berada di lokasi penampungan. Selain itu, mereka menuntut agar Roby dan Arhady segera ditangkap dan diadili, sebagai otak pendanaan dalam kejahatan pencurian sumber daya laut di Tanimbar.
“Kalau hukum tidak ditegakkan di sini, maka Tanimbar akan jadi surga bagi penjarah dan neraka bagi warganya sendiri,” tutup Alfred.
Kini bola panas ada di tangan Bupati Ricky Jauwerissa. Keputusan yang ia ambil dalam waktu dekat akan menjadi penentu: membela rakyatnya atau membiarkan tanah dan laut Tanimbar dijual kepada para mafia laut. Satu yang pasti mata rakyat Seira kini terbuka. Dan mereka tidak akan diam. (KN-07)