Place Your Ad
Place Your Ad
Opini

Pelita Maluku yang Padam: Elegi untuk Ir. Said Assagaf.

×

Pelita Maluku yang Padam: Elegi untuk Ir. Said Assagaf.

Sebarkan artikel ini
Foto : Almarhum Ir. Said Assagaf, Mantan Gubernur Maluku

Oleh : Dr. Hobarth Williams Soselisa, S.Sos., M.Si

Ambon,Kapatanews.com – Dalam hembus angin Maluku yang kini membawa pilu, Ir. Said Assagaf bangkit bagai pohon lontar yang kokoh, akarnya menembus tanah kelahiran demi menyangga langit harapan rakyatnya.

Dengan hati sebesar samudra, beliau menabur benih dedikasi dari fajar karier hingga senja keabadian, meninggalkan jejak air mata bagi mereka yang merindu sosok pamong yang tak pernah lelah melayani.

Setiap detak jiwanya berbisik tentang integritas, membawa harmoni pada birokrasi yang kerap bergolak, hingga akhir hayatnya pada 30 November 2025, ia pergi meninggalkan kehampaan yang menusuk dada.

Awal Karier: Benih di Lahan Perencanaan

Seperti embun pagi yang menyirami sawah tandus, beliau memulai perjalanan di BAPPEDA Provinsi Maluku sebagai Kepala Sub Pertanian, lalu menaiki tangga sebagai Penjabat Wakil Kabid Penelitian, Kepala Bidang Ekonomi, hingga Kepala Biro Bina Penyusunan Program Setwilda. Fokusnya pada sektor pertanian dan ekonomi menjadi nyanyian pertama pengabdian, menyulam masa depan Maluku dengan benang kebijaksanaan yang rapuh namun abadi.

Di titik ini, bibit kebesaran mulai tumbuh, menjanjikan pohon rindang yang kelak menaungi rakyat Maluku

Foto Dokumentasi Almarhum bersama penulis semasa hidup (17/10/2024)

Puncak Kepemimpinan: Tiang Penopang Harapan

Naik ke puncak seperti elang yang mengepak sayap di angkasa Maluku, beliau menjadi Wakil Ketua BAPPEDA, Penjabat Ketua, Asisten Administrasi Pembangunan dan Keuangan, hingga Sekretaris Daerah Provinsi Maluku. Puncaknya sebagai Wakil Gubernur 2008–2013 dan Gubernur 2014–2019, di mana ia mendorong infrastruktur, pariwisata, dan kesejahteraan dengan tangan penuh kasih yang kini hanya kenangan pilu. Kontribusinya bagai sungai yang mengalir deras, mengairi tanah kering kemiskinan, meninggalkan warisan yang membuat hati terisak dalam syukur dan duka.

Kini, di malam sunyi ini, Maluku menangis kehilangan pelita yang redup; Ir. Said Assagaf telah pulang, tapi cahayanya tetap menyala dalam dada setiap anak daerah yang pernah disentuh pengabdiannya.

Saat fajar hidupnya telah bergeser ke keabadian, kesunyian menyelimuti hati yang terpaut pada sosoknya sang pamong terbaik, tetap menjadi sumber inspirasi yang melekat dalam ingatan, menjadi lentera yang menerangi jalan Maluku menuju masa depan.

Dalam doa dan kenangan, kami menangis dan menyatu dalam kepergian yang meninggalkan kehampaan namun juga harapan yang takkan pernah padam.

Pelukan Abadi dalam Firman Tuhan

Dalam sunyi duka yang menyelimuti Maluku, Ir. Said Assagaf telah pulang ke pelukan Bapa Surgawi, dan percaya bahwa “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yohanes 11:25).

Bagi yang ditinggalkan, harapan bangkit bagai fajar setelah malam kelam: Di lembah air mata, Tuhan genggam tangan kita erat, Roh almarhum menari di sorga, bebas dari derita dunia fana,  Kita bertahan dalam iman, menanti pertemuan suci yang abadi, Wahyu 21:4, Maut sirna, duka lenyap, sukacita penuh selamanya.

Dalam keyakinan dan hati terisak syukur, Maluku bangkit dari luka, meneruskan obor pengabdian beliau hingga keabadian. Selamat jalan Om Bib, Surga tempatmu. (Redaksi)

Ikuti Kami untuk Informasi menarik lainnya dari KAPATANEWS.COM Di CHANNEL TELEGRAM Dan CHANNEL WHATSAPP
Place Your Ad