Ambon,Kapatanews.com – Sebagai lembaga Pendidikan yang berakar dari pelayanaan Gereja Protestan Maluku, Universitas Kriten Indonesia Maluku (UKIM) Memiliki sejarah panjang yang sarat dengan nilai-nilai spritual, keilmuan dan pengabdian
Dalam perjalanannya yang panjang hampir empat dekade itu,UKIM tumbuh dan berkembang sebagai sebuah Universitas swasta yang mampu bersaing dengan uiversitas negeri lainnya di Maluku.
Sebagai kampus orang basudara UKIM menanamkan nilai kebersamaan,keadilan dan tanggung jawab sosial dalam setiap proses pendidikannya,bukan saja menciptakan lulusan yang cerdas secara akademik tetapi juga menciptakan SDM yang memiliki kemampuan spritualitas pelayanan yang baik
Kini momentum pembaharuan kepemimpinan internal UKIM sebagai universitas yang moderen dengan tidak berfokus pada satu kepemimpinan fakultas Teologi semata, tetapi sudah mesti dibaharui oleh MPH Sinode yang baru sebagai pemilik saham 35 persen suara dengan memberikan ruang kepemimpinan bagi fakultas lain yang ada di UKIM
Hal ini sudah waktunya dilakukan untuk menata ulang struktur kelembagaan,memperkuat tata kelola Universitas serta meningkatkan akreditasi dan kualitas sumber daya manusia UKIM itu sendiri
Konsukuensi Praktis
Sekertaris GAMKI Kota Ambon, Yansen Hehanussa dalam rilisnya kepada media ini, Sabtu (1/11) mengatakan momentum pemilihan Rektor,pasca terpilihnya MPH Sinode yang baru ,banyak di bicarakan oleh berbagai kalangan
Menurutnya Dominasi Fakultas Teologi secara terus menerus di UKIM membuat suasana Kampus orang basudara tersebut menjadi tidak sehat, hal ini disebabkan tidak ada ruang bagi Akademisi murni untuk menjadi Pimpinan tertinggi di satu-satunya Universitas Kristen di Maluku tersebut
Tertutupnya ruang demokrasi di UKIM ini disebabkan Pimpinan Sinode GPM masih menginginkan UKIM harus tetap dipimpin oleh seorang Pendeta,, kebijakan ini sudah waktunya di rubah oleh MPH Sinode yang baru jika ingin melihat UKIM Lebih berkembang dan maju
Jika kepemimpinan UKIM terus didominasi oleh Fakultas Teologi tanpa memberikan ruang bagi fakultas lain yang memiliki keahlian manajerial dan akademik yang diversifikasi, dipastikan ada konsekuensi praktis yang mungkin terjadi yaitu
1.Terhambatnya Pengembangan Multidisipliner
Jika kepemimpinan yang berfokus pada satu fakultas cenderung mengedepankan kepentingan bidang studi tersebut, sehingga pengembangan fakultas-fakultas lain yang strategis seperti ekonomi, teknik, ilmu sosial, dan kesehatan bisa tertinggal. Hal ini menghambat UKIM dalam memperluas cakupan akademik yang mutlak diperlukan untuk meningkatkan reputasi dan relevansi universitas secara lebih luas.
2.Keterbatasan Perspektif Manajerial dan Strategis
Fakultas Teologi umumnya memiliki kekuatan di bidang keilmuan dan spiritualitas, namun belum tentu memiliki kompetensi manajerial dan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk mengelola kompleksitas Perguruan Tinggi Swasta modern. Dominasi kepemimpinan tersebut dapat menyebabkan kebijakan dan strategi yang kurang optimal dalam hal tata kelola, sumber daya manusia, serta pengembangan fasilitas dan kerja sama internasional.
3.Kinerja Akademik dan Akreditasi yang Stagnan
Tanpa kepemimpinan yang fokus pada peningkatan mutu akademik dan riset di seluruh fakultas, UKIM berisiko mengalami kesulitan dalam mencapai tingkat akreditasi Nasional maupun internasional yang lebih tinggi. Akibatnya, daya saing dan reputasi institusi di tingkat regional dan global tidak berkembang sesuai harapan.
4.Minimnya Diversifikasi dan Inovasi Kurikulum
Pemimpin yang kurang menggali keragaman disiplin ilmu berpotensi mempertahankan kurikulum yang kurang adaptif terhadap kebutuhan global dan local, sehingga mahasiswa UKIM tidak sepenuhnya siap menghadapi tantangan dunia kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan zaman sekarang.
5.Peluang Kolaborasi Internasional Terganggu
Kepemimpinan yang tidak berorientasi pada pengembangan akademik lintas disiplin dan jaringan internasional akan membatasi kemampuan UKIM bersaing dalam perjanjian kerja sama riset, pertukaran budaya, dan magang mahasiswa di luar negeri. Hal ini melemahkan posisi UKIM sebagai perguruan tinggi yang demokratis dan terbuka terhadap globalisasi pendidikan tinggi.
6.Potensi Konflik Internal dan Fragmentasi Akademik
Dominasi satu fakultas dalam kepemimpinan dapat menimbulkan persepsi ketidakadilan dan ketidaksetaraan di mata civitas academica. Hal ini berpotensi menimbulkan konflik internal, melemahkan semangat kolaborasi, dan menurunkan produktivitas akademik secara keseluruhan. Oleh karena itu, perpindahan kepemimpinan ke figur yang berasal dari fakultas lain dan memiliki kapasitas manajerial serta akademik yang memadai adalah langkah strategis yang tidak bisa ditunda, demi kemajuan keberlanjutan dan daya saing Universitas Kristen Indonesia Maluku.
Hehanussa berharap kepemiminan MPH Sinode saat ini bisa memberi paradigma baru bagi UKIM Ambon,sudah waktunya UKIM berbenah dengan melahirkan kepemimpinan yang benar-benar memiliki kemampuan manejerial yang profesional berlatar belakang akademisi murni (KN-02)








