Place Your Ad
Place Your Ad
Editorial Redaksi

Galau Dan Propaganda Wagub AV Jelang Pelantikan Pejabat Esalon II

×

Galau Dan Propaganda Wagub AV Jelang Pelantikan Pejabat Esalon II

Sebarkan artikel ini
Foto : Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath saat memberi sambutan pada turnamen bola kaki di Negeri Luhu, jelang Pelantikan pejabat Esalon II (20/11)

Ambon,Kapatanews.com – Belum hilang dari ingatan Publik Maluku,bagaimana seorang Wakil Gubernur Abdulah Vanath beberapa bulan lalu jelang pelantikan pejabat Esalon III dan IV, melakukan propaganda di kediamannya, Propaganda AV saat itu  bahkan disertai dengan aksi pengancaman oleh para loyalisnya di pelataran kantor Gubernur Maluku.

Gaya Politik dalam bentuk propaganda yang dimainkan oleh seorang AV saat itu merupakan bentuk bargaining politik yang akhirnya berhasil dengan menempatkan orang-orangnya pada sejumlah posisi pejabat esalon III dan IV kala itu

Kini pola dan metode yang sama pun kembali dilakukan oleh AV  dengan melakukan kampanye propaganda jelang pelantikan pejabat Esalon II. Tak tanggung-tanggung materi propaganda Abdulah Vanath Wakil Gubernur Maluku  dalam sambutannya saat menghadiri turnamen bola kaki di Negeri Luhu (20/11) ini langsug menyentuh jantung Gereja dan Gubernur Maluku, Hendrik Lewerisssa.

Dalam video yang beredar tersebut ada dua poin penting materi propaganda dalam sambutannya sebagai Wakil Gubernur Maluku :

1. Permintaan bantuan Dana oleh Tiga Orang Pendeta jelang Perayaan Natal

2. Masalah etika Jabatan dimana dirinya sebagai Wakil Gubernur Maluku ketika dalam melaksanakan tugas Pemerintahan tidak pernah didampingi oleh para pimpinan SKPD

Menarik dua poin ini dari aspek politik sebagai bentuk propaganda AV dalam mencapai kepentingannya tetapi sangat tidak beretika dari aspek pemerintahan,dimana seorang Wakil Gubernur dinilai tidak pantas untuk menyampaikan pernyataan seperti itu di ruang publik

Dalam catatan kami,sejak menjadi wakil Gubernur Maluku dan atas beberapa peristiwa yang dilakukan, dapat dikatakan  AV tidak menempatkan dirinya sebagai representatif orang Maluku tetapi sebagai representatif kelompok , sehingga gaya kepemimimpinan dalam penyelenggaraan  pemerintahan dan kekuasaan lebih cenderung menggunakan  spirit kelompok

 

Galaunya Wagub, Pendeta Dan Gereja Dijadikan Bahan Propaganda

Gaya komunikasi AV yang blak-blakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan membawa nama Gereja (Pendeta) adalah bentuk propaganda yang tidak beretika. Hal ini sangat mengganggu dan mempermalukan tatanan kehidupan bergereja  dan pemerintahan

Sangat disayangkan seorang Wakil Gubernur demi kepentingan jelang pelantikan pejabat Esalon II, rela menggunakan segala cara untuk mencapai kepentingannya, bahkan Gereja (Pendeta) dijadikan bahan propaganda untuk dijadikan alat bargaiining politiknya

Memang benar, Gereja selaku lembaga keumatan secara finasial belum sepenuhnya mandiri, sehingga perlunya membina relasi dengan pemerintah (Kekuasaan). Relasi Gereja dengan Kekuasaan inilah yang harus di jaga dan dibina bukan untuk dipermalukan oleh kekuasan (Wagub))

Sikap Wakil Gubernur Abdullah Vanath dengan mempermalukan Gereja di ruang publik,sesungguhnya menggambarkan sifat tak beradab AV yang lagi galau akan posisisnya yang hanya sebatas wakil Gubernur.

Keterbatasaan kewenangannya selaku Wakil Gubernur telah membuat dirinya galau, sehingga dalam memainkan peran dan serangan sudah tidak lagi terarah dan terukur alias takaruang

Wagub dinilai memiliki problem dasar yang kuat dalam kepepimpinanya :

1.  Dirinya gagal  meletakan diri pada budaya kepemimpinan moderen, dimana ia merasa dirinya sebagai seorang Gubernur bukan Wakil Gubernur

2. Memiliki tatabahasa yang buruk dan tidak beretika dalam aspek komunikasi publik

3. Rendahnya kapsitas adaptasi terhadap level Upper Manaegement dalam tata pemerintahan

4. Kegagalan beradaptasi  dengan sistim  dan mekanisme kepemimpinan yang kolektif

 

oohhh ia, uneg-uneg Wagub ini akan terus berlanjut selama kepemimpinannya ini ada, karena itu ciri khasnya. Bukan Abdullah Vanath namanya jika tidak ada uneg-uneg,begitulah seorang Abdulah Vanath

Semoga uneg-uneg Abdullah Vanath ini bisa menjadi bahan korektif terhadap Gereja agar lebih peka dan kembali mempertimbangkan relasinya dengan kekuasaan terutama menyangkut persoalan finansial.

Gereja harus mandiri dan tidak boleh memilki ketergantungan finasial terhadap kekuasaan agar tidak lagi dipermalukan oleh kekuasaan di kemudian hari (Redaksi)

 

 

 

 

 

 

Ikuti Kami untuk Informasi menarik lainnya dari KAPATANEWS.COM Di CHANNEL TELEGRAM Dan CHANNEL WHATSAPP
Place Your Ad